Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru
Dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Melalui Kegiatan In House Training (IHT)
di SMA Utama 2 Bandarlampung
Tahun 2021
(LAPORAN PENGEMBANGAN SEKOLAH)
Oleh
Lailatun Hermaini K
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Perencanaan pembelajaran merupakan unsur utama dalam pembelajaran dan yang paling penting bagi guru. Perencanaan pembelajaran termasuk salah satu aspek kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik.
Di bidang pedagogik setidaknya guru harus memahami tentang tujuan pembelajaran, cara merumuskan tujuan belajar, secara khusus memilih dan menentukan metode beajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, memahami bahan pelajaran sebaik mungkin dengan menggunakan berbagai sumber, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi lainnya.
Salah satu komponen perencanaan pembelajaran yang wajib dibuat oleh guru adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagaimana disebutkan dalam Peremendikbud Nomor 22 Tahun 2016:
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Perencanaan pembelajaran secara terbatas adalah rencana yang disusun oleh guru secara individu yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan peserta didik di kelas dan di sekolahnya. Guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak dan karakter peserta didik melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Kompetensi guru dalam membuat dan menyusun perencanaan pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran.
Rendahnya kualitas hasil belajar dan kurang berhasilnya pembentukan karakter peserta didik di SMA Utama 2 Bandarlampung ditengarai sebagai akibat dari kurangnya kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran yang disesuaikan dengan potensi, kompetensi, dan karakteristik peserta didik.
Hal ini disebabkan guru terpaku pada perencanaan pembelajaran yang disusun oleh MGMP dan pihak lain, sehingga tampak kurang tepat saat diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas. Kekurangtepatan ini berimbas pada hasil dan minat belajar peserta didik yang cenderung rendah, hanya 30% peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi dan karakter positif, sehingga mengesankan kurang berhasilnya guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Ketergantungan guru dalam penyusunan perencanaan pembelajaran kepada MGMP dan pihak lain juga disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru dalam menyusun RPP secara mandiri. Berdasarkan supervise pembelajaran tahun sebelumnya dan survey sederhana yang dilakukan oleh sekolah hanya ada 3 orang (12%) guru yang menyusun RPP sendiri.
Fenomena tersebut menimbulkan pemikiran bahwa kemampuan guru dalam menyusun dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara individual dan mandiri harus ditingkatkan, sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana secara aktif, kreatif, menyenangkan, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi dan karakteristik peserta didik, maka SMA Utama 2 Bandarlampung menyelenggarakan kegiatan In House Training (IHT).
In House Training merupakan program pelatihan yang diselenggarakan di tempat sendiri, sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru, dalam menjalankan pekerjaannya dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada In House Training juga dapat diartikan sebagai pelatihan yang dilaksanakan secara internal oleh kelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan sebagai penyelenggaraan pelatihan yang dilakukan berdasar pada pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karier guru tidak harus dilakukan secara eksternal, namun dapat dilakukan secara internal oleh guru sebagai trainer yang memiliki kompetensi yang belum dimiliki oleh guru lain.
Dalam kegiatan IHT ini guru akan belajar membuat RPP dan mengimplementasikannya dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan IHT akan dilaksanakan dalam satu hari, dengan kegiatan pemberian materi langkah-langkah pembuatan RPP sesuai dengan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses dan praktik guru-guru menyusun RPP secara mandiri.
2. Tujuan Dan Indikator Keberhasilan Kegiatan
a. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kompetensi dan karakteristik peserta didik.
b. Indikator Keberhasilan
Adapun indikator keberhasilannya adalah guru mampu menyusun RPP dengan kriteria:
a. Indikator pembelajaran yang termuat dalam RPP, sesuai dengan KI 3 dan KI 4
b. Tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator pencapaian pembelajaran
c. Materi belajar disesuaikan dengan kompetensi awal dan karakteristik peserta didik, tujuan pembelajaran, dan indikator pencapaian pembelajaran. Memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
d. Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih mencerminkan kreatifitas dan mampu menumbuhkan karakter positif peserta didik serta mengacu pada kompetensi spiritual (KI 1) dan kompetensi sosial (KI 2).
e. Langkah-langkah pembelajaran disusun sesuai metode yang dipilih, dan tersusun secara runtut kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan penutup.
f. Pembuatan media belajar secara kreatif dan melibatkan siswa secara aktif.
g. Rencana evaluasi dan penilaian sesuai dengan KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran.
h. Rencana Tindak Lanjut Pembelajaran (remedial dan pengayaan) memetakan kompetensi peserta didik
i. Analisis hasil evaluasi memetakan kompetensi peserta didik dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan.
j. Secara umum keseluruhan RPP menerapkan prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses.
B. Isi Laporan
1. Rencana Program Pengembangan Sekolah
Rencana Pengembangan Sekolah ini akan dilaksanakan dari tanggal 26 April sampai dengan 30 April 2021 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tabel 1. Rencana Program Pengembangan Sekolah
No. |
Kegiatan |
Rencana Pelaksanaan |
1. |
Persiapan |
|
a
|
Pertemuan dengan Ketua dan pengurus Yayasan Serbaguna Bandarlampung. |
Senin, 26 April 2021 |
b |
1. Rapat Guru, membicarakan tentang masalah yang dihadapi sekolah, faktor penyebab, solusi, dan rencana kegiatan. 2. Membentuk panitia kegiatan 3. Mengkalkukulasikan anggaran dan biaya yang dibutuhkan, 4. Pengajuan proposal kegiatan kepada yayasan 5. Penentuan narasumber Internal 6. Memastikan kesiapan dan kesediaan narasumber 7. Menyusun panduan IHT 8. Penyusunan jadwal kegiatan, 9. Menyusun acara kegiatan,
|
Selasa, 27 April 2021 |
2. |
Pelaksanaan |
Rabu, 28 April 2021 |
|
Pelaksanaan Kegiatan IHT 1. Presensi, 2. Pembukaan Acara Kegiatan IHT 3. Penyampaian informasi (pengantar) oleh kepala sekolah, 4. Penyampaian informasi oleh narasumber, 5. Diskusi dan tanya jawab narasumber dengan peserta, 6. Praktik membuat/ menyusun perencanaan pembelajaran |
Rabu, 28 April 2021 |
3. |
Monitoring dan Evaluasi |
|
|
a. Pengambilan data monev kegiatan pengembangan sekolah |
Kamis, 29 April 2021 |
|
b. Pengolahan data hasil monev kegiatan pengembangan sekolah |
Kamis, 29 April 2021 |
4 |
Refleksi |
|
|
a. Melakukan refleksi secara bersama-sama dengan guru berdasarkan analisis hasil monitoring dan evaluasi. b. Menganalisis keberhasilan kegiatan, berdasarkan pencapaian tujuan, ketepatan sasaran, serta efektifitas program dalam menyelesaikan masalah |
Jumat, 30 April 2021 |
5. |
Rencana Tindak Lanjut |
|
|
a. Memperbaiki dan menyempurnakan RPP b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas implementasi program |
Jumat, 30 April 2021 |
2. Instrumen Monitoring dan Evaluasi
Instrumen monitoring dan evaluasi yang akan disiapkan dan digunakan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program pengembangan sekolah antara lain:
a. Instrumen Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan, berfungsi untuk memonitoring dan mengevaluasi keterlaksanaan kegiatan dari tahap persiapan sampai tahap pelaksanaan.
b. Instrumen monitoring dan evaluasi peningkatan kompetensi kepala sekolah, berfungsi untuk mengukur peningkatan kemampuan kompetensi kepala sekolah dalam aspek kepribadian, manajerial, supervisi, kewirausahaan, dan sosial.
c. Instrumen monitoring dan evaluasi hasil kegiatan, berfungsi untuk mengukur keberhasilan program dalam memecahkan/ mengatasi masalah yang ada.
d. Instrumen pencapaian students wellbeing (kebahagiaan peserta didik), berfungsi untuk mengevaluasi sejauhmana program kegiatan berdampak pada peningkatan students wellbeing dan pengembangan karakter positif dalam pembelajaran.
3. Pelaksanaan Program Pengembangan Sekolah
Berdasarkan Tabel 1. Rencana Pengembangan Sekolah, kegiatan ini dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Persiapan
1. Mengadakan pertemuan dengan Yayasan Pendidikan Serbaguna Bandarlampung untuk membicarakan berbagai permasalahan pembelajaran yang ada di sekolah dan mengajukan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut.
Pertemuan dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 26 April 2021, jam 09.00 WIB. Dalam pertemuan ini sekolah mendapatkan rekomendasi secara lisan berupa persetujuan untuk melaksanakan kegiatan.
2.
|
Gambar 2 dan 3. Rapat guru
Rapat dilaksanakan pada Hari Selasa, 27 April 2021, jam 10.00 WIB dan dihadiri oleh 20 orang guru, 5 orang guru berhalangan hadir.
Dalam rapat guru dibicarakan berbagai permasalahan di sekolah, alternatif solusinya, dan rencana kegiatan pelaksanaan In House Training (IHT).
Rencana ini disambut baik dan didukung sepenuhnya oleh para guru yang hadir dalam acara rapat.
3. Membentuk panitia kegiatan yang terdiri dari unsur pimpinan, guru, dan tenaga kependidikan.
Kepala sekolah menerbitkan SK kepanitiaan dan mensosialisasikan rencana dan rangkaian kerja yang akan dilakukan kepada anggota panitia, serta membicarakan hal-hal teknis lainnya.
Susunan Panitia terdiri dari:
Penanggungjawab : Kepala SMA Utama 2 Bandarlampung
Ketua Panitia Kegiatan : Sumini, S.Pd
Wakil Ketua : Zaldarita, S.Pd
Sekretaris : Masdianah, S.Pd
Bendahara : Rini Ratnawati
4. Mengkalkukulasikan anggaran dan biaya yang dibutuhkan,
Perkiraan biaya yang dibutuhkan dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2: Rencana Anggaran Biaya Kegiatan IHT Perencanaan Pembelajaran
No. |
Komponen Pembiayaan |
Volume |
Besaran |
Jumlah |
1. |
Rapat Panitia dan Persiapan kegiatan |
5 orang |
Rp. 50.000 |
Rp. 250.000 |
2. |
Alat Tulis |
1 Paket |
|
Rp. 125.000 |
3. |
Foto copy |
1 Paket |
|
Rp. 150.000 |
4. |
Transport peserta |
25 |
Rp. 25.000 |
Rp. 1.250.000 |
5. |
Narasumber |
1 |
Rp. 250.000 |
Rp. 250.000 |
6. |
Honorarium Penyusunan Proposal dan Laporan |
1 Paket |
|
Rp. 250.000 |
|
Jumlah Total Kebutuhan |
|
|
Rp. 2.275.000 |
5. Pengajuan proposal kegiatan kepada yayasan.
Sekolah mengajukan proposal kegiatan kepada Yayasan Pendidikan Serba Guna Bandarlampung
6. Penentuan narasumber (Internal/eksternal), mempertimbangkan bahwa kepala sekolah adalah instruktur pengimbasan K13 di sekolah imbas, maka ditentukan narasumber internal yaitu kepala sekolah itu sendiri (Lailatun Hermaini K)
7. Menyusun panduan IHT (Terlampir)
8. Penyusunan jadwal kegiatan,
Jadwal kegiatan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3: Jadwal dan Materi Kegiatan IHT Perencanaan Pembelajaran
No. |
Hari, Tanggal |
Waktu |
Acara/ Materi |
Pemateri |
|
Rabu, 28 April 2021 |
07.30 -08.00 |
Presensi Peserta |
Panitia |
08.00-08.30 |
Pembukaan |
Kepala Sekolah |
||
08.30-09.00 |
Eksplorasi Kemampuan Guru |
Narasumber (Lailatun Hermaini K, S.Sos) |
||
09.00-10.00 |
Sosialisasi dan Pendalaman Permendikbud No. 22 Tahun 2020 Tentang Standar Proses |
Narasumber (Lailatun Hermaini K, S.Sos) |
||
10.00-10.15 |
Istirahat |
Panitia |
||
10.15-11.00 |
Langkah-langkah Dasar Penyusunan RPP |
Narasumber (Lailatun Hermaini K, S.Sos) |
||
11.00-12.00 |
Praktik Penyusunan RPP secara mandiri |
Peserta (dalam bimbingan narasumber) |
||
12.00-12.45 |
Istirahat |
|
||
12.45-15.00 |
Praktik Penyusunan RPP secara mandiri |
Peserta (dalam bimbingan narasumber) |
9. Menyusun acara kegiatan,
Mengingat kegiatan dilaksanakan dalam masa pandemi, maka acara kegiatan disusun secara ringkas dengan prinsip efektif dan efisien.
Acara kegiatan meliputi:
1) Pembukaan
2) Informasi dari kepala sekolah (pengantar kegiatan) sekaligus membuka acara kegiatan
3) Informasi dari Narasumber, Penyampaian materi.
4) Diskusi narasumber dengan peserta kegiatan
5) Praktik menyusun RPP
6) Penutup
10. Menyiapkan/ menghubungi narasumber.
Sekolah mengirimkan undangan kepada narasumber.
b. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan selama satu hari, pada Hari Rabu, tanggal 28 April 2021 dari jam 08.00 sampai dengan jam 15.00, di ruang guru SMA Utama 2 Bandarlampung.
Kegiatan meliputi:
a. Presensi : Peserta mengisi daftar hadir sebelum memasuki ruangan
b. Pembukaan Acara oleh Pembawa Acara (Hani Deswanti, S.Pd)
c. Penyampaian informasi (pengantar) oleh kepala sekolah sekaligus pembukaan kegiatan IHT Perencanaan Pembelajaran
d. Penyampaian informasi oleh narasumber : Lailatun Hermaini K
- Tentang Proses Penyusunan RPP sesuai Permendikbud No. 22 Tahun 2016
- Langkah-langkah dasar penyusunan RPP: Prinsip, komponen, dan subyek perencanaan pembelajaran
e. Diskusi dan tanya jawab narasumber dengan Peserta IHT,
f. Praktik membuat/ menyusun perangkat pembelajaran.
Dalam bimbingan narasumber, secara mandiri guru mencoba membuat/ menyusun RPP sesuai dengan kaidah dan teori yang telah dijelaskan oleh narasumber.
Beberapa foto dari pelaksanaan kegiatan
|

Gambar 4. Tema Kegiatan
|
|

Gambar 6. Pelaksanaan Kegiatan
c. Monitoring Dan Evaluasi
1. Menyusun instrument monitoring dan evaluasi kegiatan peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP
Instrumen terdiri dari:
· Instrumen monitoring keterlaksanaan program pengembangan sekolah dalam hal ini In House Training (IHT)
· Instrumen monitoring peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam aspek kepribadian, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan.
· Instrumen monitoring peningkatan kemampuan guru dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
· Instrumen monitoring students wellbeing (kebahagiaan peserta didik) dalam belajar setelah dilaksanakannya IHT kepada guru.
2. Melakukan monitoring pelaksanaan/ implementasi hasil kegiatan melalui kegiatan supervisi.
Kegiatan ini meliputi:
· Panitia membagikan instrument monitoring dan memastikan guru/peserta didik untuk mengisi instrumen tersebut.
· Guru/peserta didik mengisi instrument sesuai dengan yang dialami/dirasakan.
· Panitia mengumpulkan kembali instrument monitoring yang telah diisi, lalu melakukan penghitungan dan pengolahan data.
· Panitia memeriksa kesesuaian isian instrument dengan dokumen RPP yang dikumpulkan
· Hasil pengolahan data diserahkan kepada kepala sekolah untuk dianalisis dan dijadikan bahan laporan dan pertimbangan rencana tindak lanjut.
Gambar 8. Proses pengumpulan dan pengolahan data monev kegiatan
d. Analisis dan Refleksi
Data hasil monitoring dan evaluasi kegiatan yang dilakukan sejak tahap awal/persiapan hingga peaksanaan dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4. Analisis Hasil Monev Kegiatan RPS
No |
Jenis Monev |
Deskripsi Hasil Keterlaksanaan |
Ketercapaian |
Rekomendasi/ Tindak Lanjut |
|
Kuantitatif (Angka) |
Kualitatif (Huruf) |
||||
a |
b |
c |
d |
e |
f |
1 |
Monitoring Keterlaksanaan Kegiatan RPS |
Berdasarkan hasil monitoring, keterlaksanaan program secara umum berlangsung dengan baik dan lancar sesuai dengan perencanaan. |
100% |
A = sangat baik |
Kegiatan seperti ini harus terus dipertahankan, keakuratan dan detail perencanaan harus lebih optimal untuk kegiatan-kegiatan lain di masa yang akan datang. |
2 |
Evaluasi peningkatan kompetensi Kepala Sekolah berdasarkan hasil AKPK |
Peningkatan kompetensi kepala sekolah sangat signifikan. Berdasarkan penilaian guru dalam isian instrumen, kepala sekolah memiliki kemampuan sangat baik pada butir-butir yang justru dianggap kurang oleh kepala sekolah sendiri. Terutama kompetensi sosial dalam penyusunan program kerjasama dengan pihak Iain, baik perseorangan maupun institusi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan di sekolah |
98% |
A = Sangat baik |
Perlu peningkatan kemampuan sosial kepala sekolah terutama dalam penyusunan program kerjasama dengan pihak Iain, baik perseorangan maupun institusi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan di sekolah. |
3 |
Evaluasi hasil kegiatan RPS |
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, 1. 22 orang guru berhasil membuat RPP secara mandiri dan sederhana namun bermakna, sehingga lebih mudah untuk diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik. 2. Indikator pembelajaran, sesuai dengan KD 3 dan KD 4 3. Tujuan pembelajaran sesuai indikator pencapaian kompetensi dasar 4. Materi belajar disesuaikan dengan kompetensi awal dan karakteristik peserta didik 5. Strategi dan metode pembelajaran yang kreatif dan mampu menumbuhkan karakter positif peserta didik mengacu pada kompetensi spiritual dan kompetensi sosial. (KI 1dan KI 2) 6. Langkah-langkah pembelajaran sesuai metode yang dipilih 7. Pembuatan media belajar yang melibatkan siswa secara aktif 8. Rencana evaluasi dan penilaian sesuai dengan KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran. 9. Rencana remedial dan pengayaan memetakan kompetensi peserta didik 10. Secara keseluruhan RPP menerapkan prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran |
88%
|
B= Baik |
1. Perlu motivasi lebih intensif kepada guru-guru yang belum mampu dan belum mau mengimplementasikan hasil kegiatan, yakni menyusun RPP yang sesuai standard dan memenuhi prinsip pembelajaran. 2. Perencanaan keterlibatan peserta didik dalam pembuatan media belajar harus lebih ditingkatkan. 3. Penerapan prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran dalam RPP harus terus ditingkatkan. |
4 |
Pencapaian Students Wellbeing |
Proses pembelajaran membuat peserta didik: 1. jadi lebih menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut, 2. terdorong untuk bersikap jujur, 3. meningkatkan disiplin, 4. terdorong untuk bertanggung jawab, 5. bersikap peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), 6. terbiasa bersikap santun, 7. responsif terhadap hal-hal dan masalah di sekitar, 8. bersikap proaktif untuk memecahkan masalah di sekitar.
Meskipun belum sempurna, perbaikan perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru membawa perubahan pada implementasi pelaksanaan pembelajaran. Hal ini juga membawa pengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih baik dan meningkatkan karakter positif peserta didik dalam pembelajaran.
|
83,47% |
B = Baik |
Untuk terus meningkatkan ketercapaian students wellbeing, pola pembelajaran yang berupaya mendorong siswa untuk aktif dan bergerak ke arah sikap positif harus terus dilakukan. Untuk itu guru harus terus menerus melakukan perbaikan, kreasi, dan inovasi dalam perencanaan pembelajarannya |
e. Hasil Pelaksanaan Program
Setelah dilakukan monitoring dan evaluasi kegiatan serta analisis data yang terkumpul, maka diperoleh hasil kegiatan seperti terlihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 5. Hasil Kegiatan
NO |
KOMPONEN |
Sebelum Kegiatan |
Sesudah Kegiatan |
Peningkatan |
Ket. |
1. |
Keterlaksanaan Kegiatan |
- |
100% |
|
|
2 |
Kompetensi Kepala Sekolah |
56,45% |
98% |
41,55% |
Perlu peningkatan pada kompetensi sosial kepala sekolah |
3 |
Hasil Kegiatan IHT Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP |
12% |
88% |
76% |
Perlu motivasi bagi guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyusun RPP. |
4 |
Students Wellbeing |
30% |
83,47% |
53,47% |
Perlu ada perubahan pola pembelajaran yang menumbuhkan students wellbeing dan karakter positif peserta didik |
Dari tabel tersebut dapat diuraikan hasil kegiatan sebagai berikut:
1. Keterlaksanaan Kegiatan RPS
Kegiatan In House Training (IHT) Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP di SMA Utama 2 Bandarlampung 100% terlaksana. Seluruh langkah-langkah kegiatan dilaksanakan sangat baik sesuai perencanaan.
2. Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah
Berdasarkan isian instrument oleh guru, kepala sekolah memiliki kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, kewirausahaan , dan sosial yang sangat baik. Setelah dilakukan pengolahan data, kompetensi kepala sekolah mencapai angka 98%. Sebelumnya, kompetensi kepala sekolah direratakan hanya mencapai angka 56,45%. Sehingga dapat dilihat terjadi peningkatan sebanyak 41,55%.
Dari hasil analisis data, ditemukan bahwa perlu peningkatan kemampuan sosial kepala sekolah terutama dalam penyusunan program kerjasama dengan pihak Iain, baik perseorangan maupun institusi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan di sekolah.
3. Hasil kegiatan
Dari hasil monitoring dan evaluasi kegiatan, 88% guru yang mengikuti kegiatan IHT berhasil membuat RPP secara mandiri dan disesuaikan dengan kompetensi dan karakteristik peserta didik.
RPP yang disusun sendiri oleh guru menjadi lebih sederhana sehingga mudah diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran dan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih mudah.
Secara kuantitatif angka ini meningkat dari 12% yang mampu menyusun RPP secara mandiri menjadi 88%, sehingga terjadi peningkatan sebanyak 76%.
Berdasarkan pengamatan/observasi, perlu ada upaya khusus untuk memotivasi guru agar tergerak untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyusun RPP secara mandiri, sehingga sesuai dengan kebutuhan peserta didik
4. Pencapaian Students Wellbeing
Kebahagian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dengan RPP baru yang disusun guru menjadi meningkat. Peserta didik yang merasakan terjadinya perubahan dalam pelaksanaan pembelajaran dan mendapatkan pengaruh positif mencapai angka rerata 83,47% (Baik). Sebelumnya partisipasi, minat, dan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran hanya mencapai angka 30% (Sangat Kurang). Berarti terjadi peningkatan kebahagiaan peserta didik sebesar 53,47%.
Hal ini menggambarkan bahwa perubahan pola pembelajaran di kelas membawa pengaruh bagi tumbuhnya students wellbeing (kebahagiaan peserta didik) dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga perlu ada upaya perubahan dari guru untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang mampu menumbuhkan students wellbeing dan karakter positif peserta didik.
f. Evaluasi
Adapun hal-hal yang harus dievaluasi dari kegiatan pengembangan sekolah kali ini antara lain:
· Persiapan yang terburu-buru membuat kondisi ruang tempat berlangsungnya kegiatan kurang memadai dan cara kerja panitia kurang maksimal. Informasi dan persiapan yang mendadak juga menyebabkan tidak semua guru bisa hadir mengikuti kegiatan IHT.
· Kepala sekolah harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi berkaitan dengan kompetensinya dalam aspek kepribadian, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan.
· RPP yang selama ini disusun guru harus lebih disederhanakan sehingga mudah untuk diimplementasikan. RPP juga harus disesuaikan dengan yang diatur dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang standar proses, sehingga memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran.
· Students wellbeing hendaknya menjadi prioritas dalam setiap penyelenggaraan pembelajaran di SMA Utama 2 Bandarlampung.
g. Refleksi
a. Kepala sekolah menganalisis keberhasilan kegiatan, berdasarkan pencapaian tujuan, ketepatan sasaran, serta efektifitas program dalam menyelesaikan masalah.
Berdasarkan hasil analisis kegiatan yang telah dilakukan dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut:
Ø Keterlaksanaan kegiatan berhasil dengan sangat baik, kerjasama antar guru dan tenaga kependidikan perlu ditingkatkan untuk pelaksanaan program-program lainnya.
Ø Kegiatan IHT Peningkatan kemampuan guru dalam menyususn RPP dapat mencapai tujuan dengan baik.
Ø Sasaran kegiatan yakni para guru dan pesert didik SMA Utama 2 Bandarlampung, sudah tepat.
Ø Program kegiatan cukup efektif untuk mengatasi permasalahan yang ada.
b. Hasil analisa ini disampaikan kepada guru-guru sebagai bahan refleksi dan menentukan rencana tindak lanjut.
h. Sumber Daya
Sumber daya yang digunakan dan diberdayakan dalam kegiatan pengembangan sekolah antara lain adalah Yayasan Pendidikan Serba Guna Bandarlampung, Guru-guru dan peserta didik SMA Utama 2 Bandarlampung.
i. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang disepakati oleh guru dan kepala sekolah antara lain:
· Guru-guru memperbaiki dan menyempurnakan RPP setiap mata pelajaran yang diampunya.
· Meningkatkan efisiensi dan efektifitas implementasi program-program berikutnya.
· Menjadikan students wellbeing sebagai prioritas tujuan guru dalam penyelenggaraan pembelajaran.
3. Simpulan
Berdasarkan deskripsi hasil analisis pelaksanaan kegiatan serta pengolahan data yang dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Program kegiatan pengembangan sekolah berlangsung lancar, perencanaan kegiatan terlaksana 100% (Sangat Baik)
b. Kompetensi kepala sekolah dari angka awal 56,45% (Kurang) menjadi 98% (Sangat Baik) dengan peningkatan 41,55%.
c. Kegiatan IHT dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP secara mandiri yang disesuaikan dengan kompetensi dan karakteristik peserta didik, dari angka awal 12% (Sangat Kurang) menjadi 88% (Baik), dengan peningkatan 76%.
d. Pencapaian students wellbeing mencapai angka 83,47% (Baik) dari sebelumnya 30% (kurang), terjadi peningkatan 53,47%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar